Apa
saja isi atau bentuk pendapat yang biasanya disampaikan orang atau masyarakat?
Jika Anda sendiri memiliki pendapat, apa saja isi atau bentuk pendapat Anda?
Nah, jika Anda ingat-ingat kembali, pendapat Anda pasti tidak hanya terdiri
atas satu isi atau bentuk, tetapi terdiri atas berbagai isi atau bentuk. Anda mungkin
pernah menyampaikan pendapat berupa saran untuk meningkatkan prestasi olahraga,
ide untuk menciptakan kebijakan tertentu, dorongan untuk memacu bawahan agar
lebih rajin bekerja, atau kritik kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan
kehidupan rakyat.
Hal-hal yang Anda kemukan itulah bagian
dari apa yang disebut isi atau bentuk pendapat. Dengan demikian, pendapat dapat
berisi atau berbentuk saran, nasihat, ajakan, imbauan, dorongan (motivasi), dan kritik.
Pendapat juga dapat berisi atau berbentuk penemuan-penemuan dan cara memecahkan
masalah. Penemuan dapat berupa penemuan teori dan produk peralatan dalam bidang
pendidikan, teknologi, pertanian, dan sebagainya. Pendapat tentang pemecahan
masalah juga dapat terjadi dalam bidang-bidang tertentu, seperti sosial, hukum,
dan ekonomi.
Semua isi atau bentuk pendapat pada dasarnya baik jika
disampaikan dengan maksud atau tujuan yang positif. Bahkan pendapat berbentuk
kritik, jika dikemukakan dengan maksud untuk memperbaiki keadaan, tetap
dianggap baik dan justru sangat diperlukan –– kritik semacam itu biasa disebut
kritik konstruktif (kritik yang membangun). Adapun pendapat yang berbentuk
penemuan baru, baik teori maupun produk peralatan, biasanya agak jarang
dijumpai –– dan jika ada akan menjadi hal istimewa yang sangat berguna bagi
kehidupan kita.
Bobot atau Kualitas Isi
Pendapat
Bobot
atau kualitas isi pendapat sangat ditentukan oleh dua faktor, yakni bahan/materi
dan bahasa. Bahan/materi meliputi uraian informasi dan data. Semua bentuk pendapat –– baik saran,
imbauan, motivasi, kritik, maupun yang lainnya –– akan memiliki bobot yang
tinggi jika didukung dengan informasi atau data yang akurat, lengkap, benar,
dan terpercaya. Informasi dan data disusun dan dikemukakan sebagai argumen
untuk memperkuat pendapat.
Adapun bahasa merupakan media atau sarana yang lazim dipakai
untuk menyampaikan isi pendapat. Tanpa bahasa, kita mustahil dapat menyampaikan
pendapat kepada orang lain. Bahasalah yang menjadi alat kita berkomunikasi
dengan sesama. Kita bisa saja memiliki alat-alat canggih untuk berkomunikasi,
tetapi jika tak memiliki dan tak menguasai bahasa (tertentu), kita tak dapat
menyampaikan pendapat kepada orang lain.
Dalam pada itu, bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
pendapat pun tidak bisa sembarangan. Agar isi pendapat yang dikemukakan dapat
dimengerti oleh pihak yang dituju, bahasa yang digunakan harus standar, runtut,
dan mudah dipahami. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan harus efektif dan
komunikatif.
Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat digolongkan menjadi
tiga, yakni bahasa isyarat, bahasa kata-kata, dan bahasa gambar. Bahasa isyarat
adalah bahasa yang menggunakan gerak-gerik anggota tubuh tertentu untuk
berkomunikasi. Bagian-bagian tubuh yang paling dominan digunakan sebagai
isyarat adalah tangan. Bahasa isyarat biasanya digunakan oleh para penderita
tunawicara. Perlu dicatat bahwa penderita tunawicara juga warga negara yang
memiliki hak atas kebebasan mengemukakan pendapat sehingga jenis bahasa yang
biasa mereka gunakan (bahasa isyarat) perlu diapresiasi dan mendapat pembahasan
tersendiri di sini.
Bahasa kata-kata
adalah bahasa konvensional atau bahasa yang biasa dan umum digunakan dalam
kegiatan komunikasi manusia sehari-hari. Bahasa ini menggunakan sistem lambang
berupa deretan huruf bermakna yang disampaikan secara tertulis atau lisan.
Setiap bahasa kata-kata –– mi-salnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan
bahasa Sunda –– memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang disebut gramatika atau
tata bahasa. Oleh sebab itu, bahasa kata-kata yang digunakan dalam penyampaian
pendapat harus taat asas (sesuai) dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Adapun bahasa gambar
adalah bahasa yang berbentuk gambar. Bahasa gambar menggunakan gambar sebagai alat
untuk berkomunikasi. Gambar yang digunakan dapat berbentuk film, foto, poster,
karikatur, kartun, dan sebagainya. Dalam beberapa hal tertentu, bahasa gambar
kadang terasa lebih menggetarkan perasaan dan meninggalkan kesan lebih mendalam.
Sebagai contoh, sebuah foto tentang seorang bocah Ethiopia yang kurus kering
dan nyaris mati karena kelaparan pernah menggetarkan masyarakat internasional
sehingga kemudian menggerakkan banyak negara mengirimkan bantuan kemanusiaan ke
Ethiopia, sebuah negeri miskin di Benua Afrika yang rakyatnya dilanda kelaparan
parah.
No comments:
Post a Comment