Tuesday, 27 December 2016

Inilah Cara Mengatasi Fobia Matematika

Sudah jamak diketahui bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk dipahami dan dikuasai siswa dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Tidak sedikit siswa menganggap pelajaran yang satu ini begitu sulit untuk dipahami sehingga kehadirannya di kelas kerapkali tidak dikehendaki. Oleh karena njlimet  dan sulitnya untuk ditaklukkan, sebagian siswa menjadi antipati terhadapnya dan bahkan membencinya.
Penolakan dan kebencian terhadap matematika pada stadium selanjutnya dapat menimbulkan fobia matematika, yakni ketakutan luar biasa yang tanpa alasan terhadap matematika. Penolakan dan kebencian terhadap matematika dapat muncul akibat pengalaman pribadi yang buruk dan traumatis terkait dengan matematika. Saat ini tidak sedikit siswa sekolah yang mengalami fobia matematika. Mereka mengalami gejala ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran terhadap matematika serta sebisa mungkin menghindari bilangan dan operasi-operasi bilangan.
Fobia matematika dapat diatasi. Upaya mengatasinya dilakukan melalui tahap mencegah, mengurangi, dan menghilangkan. Upaya pencegahan dilakukan dengan langkah-langkah berikut. (1) Guru dan orang tua bersikap positif terhadap matematika. (2) Siswa dipersuasi untuk mengetahui manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. (3) Siswa terlibat aktif dalam belajar matematika. (4) Guru membuat kebijakan bahwa tes bukan tujuan akhir dari belajar matematika. (5) Siswa meringkas catatan. (6) Siswa membuat jadwal belajar.
Jika fobia matematika telanjur dialami, perlu dilakukan upaya untuk menguranginya dengan beberapa langkah berikut. (1) Guru membangkitkan motivasi siswa agar kian aktif belajar dan mengingatkan akan pentingnya belajar matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-hari. (2) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menghindarkan suasana kaku, tegang, dan menakutkan dalam belajar, dengan menyisipkan humor-humor segar dan mendidik serta tidak memberikan soal-soal yang terlalu sukar. (3) Guru mencip-takan suasana belajar yang menyenangkan dengan membuat suasana kelas nyaman, memberi semangat kepada siswa, dan dinding kelas ditempeli gambar atau hiasan yang disukai siswa. (4) Guru mengadakan kegiatan rekreatif untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan, dan penat dalam belajar.

Adapun upaya untuk menghilangkan fobia matematika, antara lain, dilakukan dengan terapi berbicara dan terapi pemaparan diri (desensitisation). Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah sebagai berikut. (1) Konseling: konselor akan mendengarkan permasalahan siswa, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan hal yang membuatnya fobia. (2) Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran untuk menghilangkannya. (3) Terapi perilaku kognitif: suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktis yang efektif untuk melawan fobia. Sementara itu, terapi pemaparan diri (desensitisation)dilakukan dalam bentuk secara bertahap selama periode tertentu siswa dilibatkan dengan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan siswa akan mulai merasa tidak cemas atau tidak takut lagi terhadap hal tersebut. Terapi ini adakalanya dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

No comments:

Post a Comment