Dalam rentang waktu yang cukup lama, Indonesia, yang memang menjadi tempat bercokolnya banyak sekali gunung berapi, direpotkan oleh guncangan letusan gunung berapi. Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya ada empat gunung berapi yang meletus, yakni Gunung Sinabung (Sumatra Utara), Gunung Kelud (Jawa Timur), dan Gunung Slamet (Jawa Tengah), dan Gunung Gamalama (Maluku). Letusan keempatnya menimbulkan korban jiwa, memaksa penduduk sekitar mengungsi, dan menimbulkan hujan abu (vulkanik) yang menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat.
Dalam khazanah kegunungapian dunia, nama Indonesia sudah melegenda. Pada abad ke-19, letusan Gunung Krakatau (di Selat Sunda) dan Gunung Tambora (Nusa Tenggara) menimbulkan guncangan dan dampak dahsyat: membunuh puluhan ribu penduduk dan mengacaukan iklim dunia. Bahkan, letusan Gunung Toba –– yang merupakan gunung berapi yang sangat besar (supervulcano) dan kini menjelma menjadi danau terbesar di Indonesia, Danau Toba –– konon menyebabkan terbunuhnya 60 persen penduduk bumi, memengaruhi iklim bumi, dan memusnahkah beberapa spesies makhluk hidup di bumi. Letusan Gunung Toba, konon, merupakan letusan gunung berapi terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi di bumi.
Apa dan bagaimanakah sebenarnya gunung berapi yang keberadaan dan letusannya dapat memengaruhi kehidupan di bumi itu? Gunung berapi merupakan fenomena alam. Letusannya dapat menyebabkan bencana alam yang destruktif. Meletusnya gunung berapi diakibatkan endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar di lapisan bumi yang bersuhu sangat tinggi, diperkirakan lebih dari 1.000°C. Magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava dapat mencapai 700–1.200°C.
Saat meletus, gunung berapi dapat menyemburkan batu dan abu sampai sejauh 18 km atau lebih, sedangkan lavanya dapat membanjiri daratan hingga sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi juga menyemburkan berbagai gas. Gas vulkanik yang keluar dari letusan gunung berapi, antara lain, karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan nitrogen yang dapat membahayakan manusia.
Bagaimana dengan lava, lahar, hujan abu, dan awan panas yang biasa kita jumpai saat terjadi letusan gunung berapi? Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari perut bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti daerah aliran sungai, sedangkan lava kental akan membeku di dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan. Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lain. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan abu akibat gunung meletus biasa disebut hujan abu vulkanik. Oleh karena sangat halus, abu letusan dapat diterbangkan angin hingga ribuan kilometer jauhnya –– seperti yang terjadi pada letusan Gunung Kelud Februari 2014 lalu. Abu vulkanik dapat menganggu pernapasan dan menyebabkan gangguan pada paru-paru.
Awan panas hasil letusan biasanya bergerak bergulung-gulung menuruni lereng dengan kecepatan tinggi serta membakar dan menghanguskan benda-benda yang dilaluinya. Namanya juga awan panas, awan ini bisa memiliki suhu lebih dari 600°C. Makhluk hidup yang terkena terjangannya umumnya akan terbakar, hangus, dan mati. Awan panas oleh penduduk sekitar Gunung Merapi populer disebut wedhus gembel –– pada letusan Merapi akhir tahun 2010 wedhus gembel menyebabkan kematian puluhan penduduk setempat, termasuk juru kunci Merapi yang legendaris, Mbah Maridjan.
Letusan gunung berapi memang dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi makhluk hidup dan lingkungan. Selain awan panasnya dapat menyebabkan kematian tumbuhan, hewan, dan manusia, berbagai jenis gas yang disemburkannya juga akan mengakibatkan tercemarnya udara. Aktivitas penduduk sekitar gunung terhenti (ditinggal mengungsi) dan denyut ekonomi juga akan terhenti.
Namun, letusan gunung berapi juga dapat membawa dampak positif dan berkah tersendiri. Tanah yang dilalui material vulkanik, terutama lahar, menjadi sangat subur sehingga baik untuk kegiatan pertanian. Letusan biasanya juga menghasilkan pasir dan batu berkualitas tinggi yang sangat baik untuk bahan bangunan. Dampak positif lainnya, antara lain, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang baru, terbentuk geyser (sumber mata air panas), muncul mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah, serta. potensial terjadinya hujan orografis.
Artikel tentang demokrasi, hak asasi manusia, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, bela negara, sejarah, ideologi, bahasa, agama, olahraga, globalisasi, seni budaya, teknologi, lingkungan, pengembangan diri, tokoh inspiratif, sistem pertahanan dan keamanan negara, pemberantasan korupsi, demografi, dan sebagainya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Keberadaan, keutuhan, dan keberlangsungan bangsa dan negara Republik Indonesia wajib dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri. Indonesia...
-
Masyarakat, bangsa, dan negara di dunia umumnya sadar bahwa hukum memiliki kegunaan yang sangat penting. Modernitas, kemajuan, d...
-
Apakah dengan ciri-ciri demokrasi yang dimilikinya suatu negara atau masyarakat dapat hidup dalam suasana demokrasi (demokratis)? De...
No comments:
Post a Comment